Dari Kaget Jadi Terinspirasi Sulaiman yang Biayai S2 dengan Jual Sampah
Malang - Tak ada yang menyangka jika Sulaiman Sulang (34) membiayai sekolah magisternya dari menjual sampah. Namun belakangan usahanya itu justru menginspirasi murid dan teman-temannya.
"Saya sudah lunasi biaya satu semester. Semua kaget, karena saya bayar ketika uang hasil mulung sampah sudah banyak. Biaya Rp 5,5 juta untuk satu semester kini sudah lunas," terang Sulaiman saat berbincang dengan detikcom, Selasa (7/8/2018).
Sampahnya pun berasal dari teman-teman sesama guru di SMK Negeri 6 Kota Malang. Sulaiman sendiri adalah tenaga honorer di sekolah yang terletak di Jalan Kiai Ageng Gribig, Kota Malang tersebut.
Lama-kelamaan ilmunya itu kemudian ditularkan kepada murid-muridnya. Pria asal Flores, Nusa Tenggara Timur ini juga merupakan inisiator bank sampah di sekolahnya sejak tahun 2016 lalu.
"Guru-guru yang punya kertas, koran, buku atau sampah layak jual saya kumpulkan. Jika mereka tak menggunakan lagi, saya juga mengedukasi anak-anak (siswa) untuk melakukan hal sama," tuturnya.
Baca juga: Sulaiman yang Biayai S2 dari Sampah Sempat Ditentang Istri
Di SMK Negeri 6 Kota Malang, seluruh siswa memang diperkenankan membayar biaya sekolah dengan mengumpulkan sampah yang dibawa dari rumah masing-masing.
Setiap sampah yang terkumpul kemudian disetorkan ke Bank Sampah pusat yang dikelola oleh Pemkot Malang. Dari situ murid-muridnya menjadi nasabah Bank Sampah Kota Malang. "Kini mereka juga tidak bingung ketika waktunya bayar SPP dan biaya sekolah lainnya," imbuhnya.
Setelah melihat sendiri hasilnya, teman-teman sesama guru Sulaiman pun mulai mengikuti jejak bapak dua anak ini. Awalnya rata-rata dari mereka terkejut ketika Sulaiman diketahui mampu kuliah pascasarjana meski hanya menjadi tenaga honorer.
"Sekarang banyak guru ikut menabung dengan mengumpulkan sampah. Awalnya hanya saya, yang saya ajarkan kepada anak-anak," tutupnya.
"Saya sudah lunasi biaya satu semester. Semua kaget, karena saya bayar ketika uang hasil mulung sampah sudah banyak. Biaya Rp 5,5 juta untuk satu semester kini sudah lunas," terang Sulaiman saat berbincang dengan detikcom, Selasa (7/8/2018).
Sampahnya pun berasal dari teman-teman sesama guru di SMK Negeri 6 Kota Malang. Sulaiman sendiri adalah tenaga honorer di sekolah yang terletak di Jalan Kiai Ageng Gribig, Kota Malang tersebut.
Lama-kelamaan ilmunya itu kemudian ditularkan kepada murid-muridnya. Pria asal Flores, Nusa Tenggara Timur ini juga merupakan inisiator bank sampah di sekolahnya sejak tahun 2016 lalu.
"Guru-guru yang punya kertas, koran, buku atau sampah layak jual saya kumpulkan. Jika mereka tak menggunakan lagi, saya juga mengedukasi anak-anak (siswa) untuk melakukan hal sama," tuturnya.
Baca juga: Sulaiman yang Biayai S2 dari Sampah Sempat Ditentang Istri
Di SMK Negeri 6 Kota Malang, seluruh siswa memang diperkenankan membayar biaya sekolah dengan mengumpulkan sampah yang dibawa dari rumah masing-masing.
Setiap sampah yang terkumpul kemudian disetorkan ke Bank Sampah pusat yang dikelola oleh Pemkot Malang. Dari situ murid-muridnya menjadi nasabah Bank Sampah Kota Malang. "Kini mereka juga tidak bingung ketika waktunya bayar SPP dan biaya sekolah lainnya," imbuhnya.
Setelah melihat sendiri hasilnya, teman-teman sesama guru Sulaiman pun mulai mengikuti jejak bapak dua anak ini. Awalnya rata-rata dari mereka terkejut ketika Sulaiman diketahui mampu kuliah pascasarjana meski hanya menjadi tenaga honorer.
"Sekarang banyak guru ikut menabung dengan mengumpulkan sampah. Awalnya hanya saya, yang saya ajarkan kepada anak-anak," tutupnya.
About Bicara Rakyat
