Miris Halte Sidoarjo Belum Dibangun, Penumpang Trans Jatim Koridor II Sambat
Bus Trans Jatim Koridor II Surabaya-Mojokerto |
Pantauan di lokasi, mulai dari wilayah Medaeng hingga ke Krian dan arah sebaliknya, halte bus Trans Jatim koridor II belum tampak. Sementara itu, tidak ada aktivitas menaikkan dan menurunkan penumpang di wilayah tersebut.
Baru saat masuk Terminal Krian, bus Trans Jatim koridor II terlihat menaikkan dan menurunkan penumpang. Dari Terminal Krian ini, bus tersebut melanjutkan perjalanan ke Mojokerto.
"Karena belum ada halte yang resmi, untuk sementara pengemudinya tidak berani menaikkan dan menurunkan penumpang," kata Sasono (36), petugas Trans Jatim saat ditemui di Terminal Krian, Selasa (22/8/2023).
Setiap hari, ada 20 bus yang beroperasi. Puluhan bus ini melaju dari dua arah, baik itu dari Surabaya ke Mojokerto dan sebaliknya.
"Mulai hari pertama sampai saat ini penumpang di terminal Krian belum begitu banyak. Setiap bus datang di halte terminal sekitar 3 hingga 4 penumpang," imbuh Sasono.
Sementara itu, permasalahan halte yang belum ada ini dikeluhkan masyarakat. Salah satunya Fatkhurrohman (42), warga Kecamatan Taman, Sidoarjo. Ia kesulitan saat hendak ke Mojokerto dengan naik Trans Jatim.
"Kami dengan warga lain yang ingin ke Mojokerto masih belum bisa menggunakan jasa tranportasi bus Trans Jatim, karena di sepanjang jalan raya Kletek ini belum ada haltenya," kata Fatkhurrohman.
Fatkhurrohman menambahkan, sejak pagi sekitar pukul 06.30 WIB, ia telah berdiri di sebelah barat pertigaan Kletek, Sidoarjo. Ia berharap, bus Trans Jatim koridor II berhenti menghampiri penumpang. Namun nyatanya tidak.
"Banyak penumpang yang melambaikan tangannya berharap bus Trans Jatim koridor II berhenti. Tapi kami kecewa karena bus tersebut tidak berhenti," imbuh Fatkhurrohman.
Hal yang sama disampaikan oleh Siti Khotimah (30) warga Trosobo, Sidoarjo. Siti mengaku dirinya juga kecewa dengan bus Trans Jatim koridor II ini.
"Karena haltenya belum dibangun, seharusnya bus itu berhenti ketika ada penumpang yang ingin naik bus tersebut," kata Siti.
Siti menjelaskan, memang dirinya bangga dengan adanya tranportasi bus yang murah ini. Namun, karena keberadaan haltenya belum jelas, warga ingin bus tersebut bersedia melayani penumpang di mana saja.
"Haltenya belum jelas, tapi bus tersebut tidak mau disetop oleh penumpang, kapan haltenya dibangun," tandas Siti.