8 Rumah Terancam Ambruk Akibat Plengsengan Longsor Dekat Bantaran Sungai Kota Jember
Warga ketika menyaksikan bongkahan tanah yang ambrol di bantaran sungai |
Kejadian longsor terjadi sekitar pukul 13.00 WIB, disertai hujan deras dan meningkatnya debit air di Sungai Kali Jompo.
"Saat itu, tiba-tiba terdengar suara gemuruh keras dari arah sungai. Setelah diperiksa, plengsengan dekat aliran sungai Kali Jompo tersebut ternyata longsor dengan panjang sekitar 15 meter dan tinggi 5 meter," kata Ketua RW setempat, Matrukin, Selasa (28/11/2023).
Tidak lama setelah longsor di plengsengan, lanjut Matrukin, terjadi longsor susulan yang menyebabkan tanah di atas rumah warga membentuk cekungan.
"Posisinya seperti gerowong (membentuk cekungan lubang ke dalam) di bawah rumah warga," ujarnya.
Akibat lubang atau gerowong tersebut, posisi rumah di atasnya menjadi agak menggantung tanpa adanya pondasi di bawahnya. Dampaknya, beberapa rumah warga terdampak dan menjadi rawan ambruk karena wilayah tersebut padat penduduk, dengan 6-8 rumah yang diketahui rawan ambruk.
Matrukin melaporkan kejadian tersebut kepada pengurus RT/RW, yang selanjutnya melapor ke kelurahan setempat. Pada hari kemarin, pihak berwenang, termasuk Lurah, Camat, dan BPBD, telah meninjau lokasi bersama perwakilan dari Dinas Pengairan provinsi. Kabarnya, akan dilakukan perbaikan terkait kejadian ini.
Meski demikian, Matrukin menyampaikan harapannya agar penanganan segera dilakukan. Warga khawatir akan adanya longsor susulan, terutama dengan adanya curah hujan yang meningkat.
Khawatir juga jika air sungai naik, bisa menggerus dan menyebabkan ambruknya rumah warga, mengingat adanya laporan bahwa 6-8 rumah rawan ambruk.
Muhammad Syafi'i, seorang warga terdampak berusia 70 tahun, menyampaikan keprihatinannya terkait longsor yang terjadi di belakang rumahnya. Dia bersama warga lainnya yang berdekatan dengan lokasi kejadian merasa khawatir dan was-was.
Syafi'i, yang tinggal di sana sejak tahun 1984, menyebut bahwa ini bukan kali pertama longsor terjadi di daerah tersebut.
Dia menuturkan bahwa dapur rumahnya kini sudah dipindahkan ke teras depan rumah sebagai tindakan pencegahan, mengingat lokasi dapur yang dekat dengan bagian belakang rumah yang sekarang membentuk cekungan.
Dia menambahkan bahwa longsor yang pertama kali terjadi sekitar tahun 2015 pernah mendapatkan perbaikan. Meskipun plengsengan sudah dibangun dan rumahnya memiliki pondasi serta cor di bawahnya, namun kondisinya malah kembali longsor pada kali ini.
Rumah yang ditempatinya telah berusia puluhan tahun sejak dibangun pada tahun 1984 oleh sang pemilik rumah.